Senin, 13 Agustus 2007

Bagaimana Memulai Usaha Dan Sukses?

Apabila ada jawaban yang standar atas pertanyaan diatas maka sangat mungkin kita semua dapat sukses dalam waktu singkat. Namun demikian apakah memang tidak ada orang yang memulai usahanya dan langsung sukses dalam waktu singkat? Tentu ada beberapa teman yang bisa menikmati sukses dalam waktu singkat namun hati-hati dengan "beginner's luck" atau "nasib baik pada awal proses" karena yang namanya nasib baik biasanya hanya datang sekali dua kali namun segera lenyap dan apabila kesuksesan yang singkat diperoleh karena nasib baik maka keadaaan selanjutnya dapat ditebak, keberhasilan yang dinikmati segera lenyap. Kemudian apakah tidak ada resep jitu untuk dapat sukses dalam memulai atau mengembangkan usaha? Dalam banyak kasus yang menjadi hambatan terbesar kegagalan usaha adalah karena faktor dalam diri kita atau karakter tertentu yang tidak positif yaitu sikap pesimisme yang berlebihan dan perasaan sudah mengetahui semua hal sehingga tidak haus untuk belajar. Belajar bisa bersumber daripada banyak hal misalkan pengalaman teman, buku, seminar, pelatihan dan yang paling penting belajar daripada kegagalan kita. Jangan sampai kegagalan kita yang menyebabkan kerugian uang yang cukup banyak tidak dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga. Seorang teman terpaksa harus menutup kerugian usahanya dan ia mengatakan saya belajar bahwasanya bidang usaha tersebut tidaklah mempunyai prospek yang baik, bentuk usaha sangat rumit dan sebaiknya tidak memulai usaha seperti itu untuk masa datang. Apakah hal ini yang dimaksud dengan proses pembelajaran? Sama sekali keliru karena sesungguhnya dalam kasus diatas teman saya tanpa disadarinya tidaklah belajar apapun atas kegagalannya dan hal ini sangat mungkin disebabkan oleh sifat negatif yaitu perasaan yang mengetahui semua hal dan cenderung hanya menyalahkan lingkungannya. Proses pembelajaran yang paling penting adalah bukan dengan menyalahkan semua keadaaan lingkungan kita namun lebih melihat kesalahan yang terjadi oleh karena strategi dan tindakan yang telah kita buat. Dalam kasus diatas setelah saya mempelajari lebih jauh ternyata permasalahan utamanya adalah proses bisnis yang tidak efisien karena banyaknya pekerjaan yang tidak dikoordinasi dengan baik dan banyaknya terjadi duplikasi pekerjaan. Sikap negatif lainnya adalah pesimisme, beberapa orang bijak mengatakan seorang yang pesimis selalu melihat permasalahan sebagai hambatan yang bisa menghancurkan bisnisnya dan cenderung cepat frustasi, namun seorang yang optimis selalu melihat permasalahan sebagai tantangan yang harus segera dicarikan solusi terbaiknya. Seorang pesimis seringkali melakukan banyak hal karena tidak mempunyai pilihan lain, sedangkan seorang optimis selalu berinisiatif melakukan tindakan yang mengharuskannya membuat pilihan-pilihan terbaik untuk mencapai tujuannya. Apakah seorang optimis selalu membuat banyak pilihan yang benar? Tentu saja tidak, bahkan sangat mungkin seorang optimis lebih banyak keputusan yang dibuat adalah salah namun seorang optimis dengan cepat akan belajar dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Di lain pihak mungkin seorang pesimis tidak banyak melakukan kesalahan dalam hidupnya disebabkan dia tidak pernah melakukan inisiatif tindakan apapun yang membutuhkan pilihan-pilihan dalam melakukannya. Demikian juga halnya dengan memulai bisnis, seorang pesimis akan cenderung statis dan tidak mau berkembang, biarlah hasil yang ada sudah cukup dan merasa tidak perlu lagi membuat pengembangan usaha karena mempunyai risiko bisnis. Seringkali kita melihat seorang yang mempunyai toko yang menjual kebutuhan sehari-hari setelah 15 tahun tokonya hanya mengalami perubahan sangat sedikit, Sangat mungkin karena pemilik toko adalah seorang yang pesimis dan membuka tokonya hanya karena tidak punya pekerjaan lain yang bisa dilakukan. Apakah mereka adalah seorang entrepreneur? Apabila kita melihat kembali definisi entrepreneur di mana terkandung di dalamnya adalah seorang yang mengambil risiko untuk melakukan usaha atau bisnis, maka penjual toko tersebut agaknya bukanlah seorang entrepreneur tapi mungkin lebih cocok disebut sebagai survivor. Dalam posting berikut saya akan mencoba menggali lebih dalam tentang entrepreneur.

Tidak ada komentar: